Kamis, 23 Maret 2017

KPI 31 di Paoh Desa Kayan Hilir

KEBAKTIAN PEMBERITAAN INJIL (KPI) #32
DI GKII BEREA PAOH DESA KAYAN HILIR

Mengawali pelayanan pekabaran Injil pada tahun 2017 ini, GKII Imanuel Sintang menyelenggarakan Kebaktian Pemberitaan Injil (KPI) yang ke 32 di GKII Berea Paoh Desa, Daerah Kayan Hilir.  KPI ke 32 kali ini mengusung tema "Bangkit dan Berbuahlah" (Yohanes 15:16).   Seperti tahun-tahun sebelumnya, tim yang pergi melayani adalah jemaat bersama Badan Pengurus Jemaat dan hamba-hamba Tuhan.  

Sebagai pengkhotbah dalam KPI ke 32 ini, Pdt. Kadarusno, M.Th yang adalah juga gembala sidang GKII Imanuel Sintang menekankan kepada umat yang hadir agar kembali kepada kebenaran Firman Tuhan.  Mengenal Firman dengan benar dan hidup di dalam kebenaranNya.  Sebagai orang percaya harus bertumbuh dan pada akhirnya menghasilkan buah bagi kemuliaan Tuhan di tengah-tengah dunia ini.

Memasuki tahun 2017 ini banyak tantangan yang dihadapi orang percaya dan gereja.  Namun, bukan alasan untuk menyerah dalam melayani Tuhan.  Pekerjaan Tuhan harus terus dikerjakan meski situasi sukar dan sulit.  Karena kesulitan dan kesukaran selama ini telah menyurutkan semangat rohani orang percaya.  Saatnya bangkit bersama Kristus untuk tumbuh dan berbuah.  Orang Kristen yang sungguh-sungguh harus memiliki Firman dalam hidupnya.  Dengan hidup yang diubahkan oleh Firman, orang Kristen harus memberitakan Injil.  Bersaksi dengan kehidupan sehari-hari, melalui pekerjaan, relasi atau hubungan sosial, terlebih tanggungjawab yang diemban; dalam semua itu Kristus harus dinampakkan bagi dunia.



Minggu, 11 Oktober 2015

MIRIS, kapan Gupung Mang Akan Dialiri Listrik Negara?

MIRIS, kapan Gupung Mang Akan Dialiri Listrik Negara?

Gupung Mang, ya, itu nama sebuah kampung di dekat Kota Sintang.  Kampung yang hanya 3 KM dari jalan provinsi.   Kampung yang hanya sekitar 100 meter dari jalan trans ke arah kampung Libau. Namun, siapa sangka; sekian tahun Sintang telah berbenah, sekian tahun Indonesia sudah merdeka, kampung yang di pinggir kota (bukan di tengah hutan) itu tidak juga dialiri listrik negara.

LEBIH MIRIS adalah bahwa kampung yang hanya 100 meter jarakanya dari jalan yang melintasinya adalah jalur jalan yang dilewati jaringan listrik negara untuk daerah-derah trans dan beberapa kampung lainnya.   Begitu memprihatinkan; saat seketika muncul rasa dalam hati "mungkinkan meraka dianaktirikan"?  Mungkinkah mereka diabaikan.  Di Gupung Mang ada sebuah gereja, yakin Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Imanuel Gupung Mang.  Membina sekitar 50 kepala keluarga Kristen.  Selain itu di kampung itu ada juga umat Katolik.   

MIRIS karena kampung itu dekat dengan kota, tetapi bisa-bisanya luput dari perhatian "entah siapa". Miris itu karena daerah trans dan kampung sesudahnya bisa menikmati listrik negara, tetapi kampung Gupung Mang harus melewati gelap dengan pelita tiap malamnya.    Miris itu karena, jalan yang hanya 100 meter dari kampung Gupung Mang dilewati jaringan listrik tetapi tidak juga "terlirik" oleh "entah siapa".

Semoga tidak lama lagi Gupung Mang akan dialiri listrik negara.  

Puji syukur, jauh sebelum listrik negara datang "entah kapan" nanti, terang Injil telah masuk di kampung Gupung Mang.   Kiranya kasih Tuhan mengalir senantiasa bagi umat Tuhan di sana.

Kiranya mata yang "entah siapa" terbuka dan melihat masyarakat di Gupung Mang, dan mau merekomendasikan Gupung Mang untuk dialiri listrik negara.  



Bakti Sosial di GKII Imanuel Gupung Mang

Semangat memberitakan Injil oleh Jemaat GKII Imanuel Sintang semakin menyala.  KPI ke 18 kembali diselenggarakan bersama Tim Misi Imanuel di GKII Imanuel Gupung Mang, kecamatan Sepauk.  

Kali ini, pemuda/i Imanuel Sintang "IYC" mengadakan pengobatan gratis kepada jemaat dan masyarakat sekitar.  Pemuda/i yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan memberi diri untuk melayani Tuhan dan sesama.  Bersama dengan dr. Elsan dan istri (Wulan Laduri) dari Pemuar, dengan dibantu oleh Asni, Marsiana Unon, Tika, Wesley, Mira Susanti, Imanuel Julianto, sebagai tenaga perawat dan Nancy Deliza Gea sebagai bidan, melayani jemaat dan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan.   Pemuda/i Imanuel Sintang juga turut serta bersama-sama membantu berlangsungnya bakti sosial tersebut.
Kasih Kristus adalah dasar dari semua yang dilakukan.   Oleh kasih Kristus telah menggerakkan hati anak-anak muda untuk mengasihi.  Melalui profesi yang adalah panggilan hidup mereka melayani Tuhan dan sesama.  Kiranya kasih dan cinta Kristus terus mengalir bagi mereka yang haus akan kasihNya. 






Selasa, 15 September 2015

Mencinta Hingga Terluka

MENCINTA HINGGA  TERLUKA


Suatu hari, Bunda Teresa berkeliling dari gang ke gang di
kampung-kampung Calcutta.

”Bunda Teresa!” , teriak seorang pengemis
yang sambil menggesotkan kakinya mendekat pada Bunda Teresa.

”Ini untukmu. Aku ingin memberikannya padamu,” kata pengemis itu sambil memberikan semangkuk uang receh rupee hasil jerih payahnya mengemis hari itu. Mother Teresa menolak halus dan berkata,”Mengapa, Bu? Bukankah ini untuk makan ibu hari ini?”

Pengemis itu memandang Bunda Teresa dengan mata berkaca-kaca. Dia memang belum makan dari pagi. Teresa memperhatikan baju yang lusuh dan kulit berbalut tulang yang berlutut di depannya. Bunda Teresa mendekat.

”Tapi, Bunda”, bujuk pengemis itu, ” ada yang jauh lebih menderita dri pada aku. Terimalah, Bunda. Berikan uang ini kepadanya.”, kata si pengemis itu penuh harap.

Bunda Teresa tidak berani menolak. ”Baik, baik. Aku terima. Terimakasih”, ucap Bunda Teresa, menepuk bahu pengemis itu, tanda menghargai jerih payahnya.

Satu pesan dia tangkap dari hadiah sang pengemis itu. Betapa ia memberikan hartanya dengan segala cinta demi membahagiakan orang lain. Inilah mencintai sampai terluka. Pengemis itu tidak mengindahkan keringat, keletihan dan luka goresan di jalanan berdebu dan panas, yang dialaminya hari itu. Ia memberikan dengan cintanya.

Memberikan dengan cinta juga di lakukan Yesus. Ia tidak menghiraukan harga diri-Nya demi kita manusia. Semua dilakukan-Nya dengan taat, demi rencana Allah untuk keselamatan manusia yang masih berdosa ini. Relasi dengan kisah di atas adalah : kadangkala kita pun harus mengalami hal yang meyesakkan hati, luka jiwa dan beban yang semestinya tidak kita tanggung: perlakuan semena-mena dari pasangan, membesarkan anak pecandu narkoba, mendampingi suami yang penjudi, menjadi guru seorang anak yang berjiwa pemberontak, dan sebagainya. Namun, tetaplah bertahan jika memang kita harus melalui jalan demikian
.

Cinta bukanlah sekedar harapan atau cita– cita dalam diri kita.  Cinta adalah keterampilan.  Cinta sejati adalah cinta yang dihidupi dan dimiliki lewat berbagai ujian.  Cinta sejati justru diuji lewat peristiwa dan orang, yang menaburkan hal-hal yang bertentangan dengan cinta itu sendiri. 
Cinta itu sabar, cinta itu memaafkan, cinta itu tangguh, cinta itu keras, cinta itu berkorban dan cinta itu memulihkan. 

Dalam mencinta yang penting bukanlah sekedar hasil, tetapi prosesnya.  Tuhan membentuk jiwa kita melalui setiap luka  jiwa kita.  Jika Anda terluka, bukanlah masalah sebesar apa luka itu, melainkan seberapa besar cinta yang ada untuk menjalani luka itu.  Kalau cinta kecil, maka masalah kecil sekalipun akan menjadi masalah besar.  Tetapi jika berjiwa besar, memiliki cinta yang tak terukur, maka akan menjadi lebih kuat menerima dan melewati luka yang diterima dari orang lain.

Jika mencoba memahami, terluka itu indah.  Hari ini anda terluka, esok atau lusa anda akan tersenyum karena luka setelah sembuh akan menjadikanmu lebih siap menghadapi luka baru, meski anda tidak mengharapkan itu terjadi.

Mencinta hingga terluka adalah cinta yang membuat sejarah.   Cinta yang berkorban akan terus dikenang oleh yang menerimanya, menjadi cerita dari satu generasi kepada generasi seterusnya.   Seperti seorang wanita , Maria yang mengorbankan minyak wangi berharga, di dalam kitab Matius.


Seperti Apakah cinta yang Anda taburkan saat ini?

Disadur dari buku : MENCINTA HINGGA TERLUKA (Julianto Simanjuntak)

Rabu, 22 April 2015

Ibadah Bersama Perkauan dan Kaum Bapak GKII Imanuel Sintang

Ibadah Bersama Perkauan dan Kaum Bapak GKII Imanuel Sintang

Bertepatan dengan peringatan Hari Kartini, 21 April 2015 Persekutuan Kaum Perempuan dan Kaum Bapak GKII Imanuel Sintang melaksanakan kegiatan yaitu ibadah padang.  Ibadah padang tersebut dilaksanakan di lokasi Tepian Sungai Jemelak yang merupakan salah satu tempat favorite masyarakat sekitar untuk refreshing.

Acara ibadah dipimpin oleh koordinator Badan Pengurus Jemaat (BPJ) Seksi Perkauan, Nyonya Layarita. Ibadah yang dilaksanakan di alam terbuka tersebut berlangsung dengan penuh sukacacita.  Dalam kesempatan itu gembala sidang, Pdt. Kadarusno, M. Th., menyampaikan renungan Firman Tuhan yang menguatkan dan memotivasi kaum perempuan dan kaum bapak untuk terus memuliakan Tuhan dalam segenap kehidupan, secara khusus melalui perkataan yang hendaknya senantiasa memberkati orang lain.

Selain ibadah bersama, dalam kesempatan itu gembala sidang memimpin sebuah permaian tentang pasangan, yaitu game "COCOK".  Dalam permaianan itu, gembala sidang memberikan pertanyaan kepada setiap pasangan.  Jika jawaban salah satu pasangan sesuai dengan pasangannya maka pasangan tersebut mendapat poin seratus "Cocok". Permaianan singkat itu memberi pelajaran bahwa setiap pasangan dalam rumah tangga, haruslah saling mengerti dan memahami satu sama lain.

Pada akhir acara diadakan jamuan kasih.  Setiap keluarga membawa makanan dari rumah masing-masing untuk kemudian disajikan bersama.  Hal itu juga kembali mengingatkan tentang kehidupan jemaat mula-mula yang saling berbagi berkat di setiap kesempatan yang ada.

Peringatan Hari Kartini pada tahun ini diingat dan direfleksikan dalam berbagi bentuk, dan mungkin saja dalam bentuk yang sangat sederhana.  Akan tetapi makna yang didapat terlebih berarti dari sekedar perayaan dan serangkaian acara saja.  Kiranya melalui setiap momen, Persekutuan Kaum Perempuan dan Kaum Bapak jemaat Imanuel Sintang semakin maju dalam perkara-perkara yang memuliakan nama Tuhan.  Amin.

Jumat, 17 April 2015

Selalu Arahkan Pandangan Pada Kristus

SELALU ARAHKAN PANDANGAN PADA KRISTUS

Seorang petobat baru setelah beberapa bulan dibaptis merasa kekecewaan luar biasa kepada Penginjil yang sudah membawanya kepada pengenalan akan Kristus.  Ia menghadapi dilema dalam dirinya karena Penginjil tersebut telah memberitahukannya kebenaran di dalam Kristus yang memberikan ketenangan jiwa baginya saat ini, namun di lain sisi ia merasa kecewa karena Penginjil ini tidak memenuhi janji untuk mengunjunginya di akhir pekan.  Bahkan ketika petobat baru tersebut menanyakan alasan justru ia mendapatkan jawaban bahwa seorang Kristen tidak harus selalu dikunjungi oleh seorang Penginjil, tetapi patut bagi dirinya untuk belajar dewasa dan mandiri.  Jelas bahwa kata-kata Penginjil itu membuatnya sedikit terkejut, namun ia menyadari bahwa mungkin saja itu benar, tetapi kalimat Penginjil itu sedikit mendatangkan kekecewaan bagi dirinya.

Seusai ibadah PA di pertengahan minggu, petobat baru bertanya kepada Penginjil yang memberikan pelajaran PA di kelompok petobat baru.  Kesempatan yang tepat bagi petobat baru tersebut bertanya,  “Pak, apakah kekecewaan terhadap orang yang kita anggap sebagai pengayom, yang diandalkan, yang dikagumi, yang kita merasa dekat, namun pada akhirnya melukai hati kita itu dibenarkan?  Dengan sedikit tertegun Penginjil itu menjawab: “Ibu, kekecewaan itu sesungguhnya tidaklah dibenarkan, sebab Firman Tuhan sudah mengingatkan dalam  Yeremia 17:5, bahwa terkutuk orang yang mengandalkan manusia, tetapi diberkati orang yang mengandalkan Tuhan.  Jadi, kekecewaan kepada sesama manusia, bahkan kepada orang yang begitu Ibu kagumi selama ini tidak dibenarkan.  Karena kekecewaan itu adalah akibat dari terlalu mengandalkan manusia”

Pelajaran yang sangat berharga bagi setiap orang Kristen adalah bahwa bersandar dan menjadikan Tuhan sebagai sandaran utama, serta memandang hanya kepada Kristus merupakan prinsip dan tuntunan untuk dapat menghindari perasaan-perasaan kecewa yang mendalam.  Kekecewaan adalah hal yang manusiawi, tetapi ketika itu terjadi saat menggantungkan pengharapan kepada manusia, maka orang percaya patut mengoreksi diri dan kembali mengarahkan imannya kepada Tuhan. 

Dalam dunia yang semakin banyak tantangan ini, setiap orang percaya harus dengan sungguh-sungguh belajar berpegang teguh dan manaruh iman harapanya kepada Kristus yang adalah penguasa tunggal atas kehidupan manusia.  Dunia ini semakin hari semakin mengalami krisis; krisis akan kasih, krisis moral, krisis keteladanan, krisis dalam segala hal; adalah mungkin bagi orang-orang percaya kehilangan pegangan dan fokus pandangan hidup.   Firman Tuhan sudah lebih dulu menyatakannya bagi kita, bahwa menjelang akhir zaman, orang-orang semakin kurang kasih, kurang peduli kepada orang lain,  individualisme dan egosentris manusia semakin buruk sehingga menciptakan situasi yang penuh dengan kompetisi, dan di saat itu orang-orang lemah merasa kehilangan tempat berharap dan bersandar.  Akan tetapi, Firman Tuhanlah yang menjadi pegangan yang abadi, Kristuslah fokus kita yang sejati; di saat kita memiliki keduanya, maka, meski dunia ini menuju kebinasaannya, orang percaya ada dalam pengharapan sejati, yaitu di dalam Kristus, yang telah menyelematkan dan memberi jamaninan sejati bagi milik kepunyaanNya.



Penahbisan dan Peresmian Gedung Garu GKII Jemaat Imanuel Sintang

PENAHBISAN DAN PERESMIAN GEDUNG BARU GKII JEMAAT IMANUEL SINTANG

Paskah tahun ini merupakan momen yang bersejarah bagi jemaat Gereja Kemah Injil Indonesia Imanuel Sitang.  Setelah sekian waktu perjalanan pembangunan gedung gereja baru, sejak peletakkan batu pertama yang bertepatan pada RAKERNAS IV GKII Nasional di Sintang pada tahun 2011, akhirnya tiba momen yang sudah lama dinantikan oleh jemaat Imanuel Sintang.  Bertepatan pada perayaan Paskah tahun ini, 4 April tahun 2015 gedung baru GKII Imanuel Sintang dapat ditahbisakan dan diresmikan.

Peresmian gedung gereja Imanuel yang baru oleh Bupati Sintang, Drs. Milton Crosby, M. Si.,  berjalan sesuai dengan rencana panitia yang juga merupakan rangkaian dari kegiatan Paskah yang dilaksanakan pada tahun ini.  Pdt. Sebinus Luther, M. Th., yang adalah Sekretaris Umum GKII Pusat di Jakarta hadir dalam peresmian tersebut sekaligus memimpin upacara penahbisan gedung baru GKII Imanuel Sintang.  Dimulai dengan acara penahbisan gedung gereja, Pdt. Sebinus Luther, M. Th., bersama dengan gembala sidang GKII Imanuel Sintang, Pdt. Kadarusno, M. Th., dengan didamping oleh para pendeta lainnya, Pdt. Ismail Muntik, S. Th. (Ketua Daerah GKII Sintang), Pdt. Chau Simen, MA. (Gembala GKII Bethel Sintang / Ketua PGI Sintang), Pdt. Musa Mulyadi, S. Th., (Ketua Komisi Misi Daerah GKII Sintang) memanjatkan doa syukur dan ucapan berkat atas rumah Tuhan dan atas jemaat Imanuel Sintang.  

Setelah upacara penahbisan oleh para pendeta, dilanjutkan dengan peresmian oleh Bupati Sintang, bapak Drs. Milton Crosby, M. Si., yang ditandai dengan penandatanganan prasasti peresmian gereja dengan disaksikan oleh segenap jemaat dan undangan yang hadir pada saat itu.  Turut hadir dalam acara tersebut adalah Ketua DPRD Kabupaten Sintang, Bapak DANDIM Sintang beserta hamba-hamba Tuhan, gembala sidang, Badan Pengurus Jemaat dari gereja-gereja sahabat.  Penandatanganan prasasti juga oleh Pdt. Sebinus Luther, M. Th., selaku Sekretaris Umum GKII Pusat bersama dengan Pdt. Kadarusno, M. Th., selaku gembala sidang GKII Imanuel Sintang.   Upacara penahbisan dan peresmian diakhiri dengan pengguntingan pita oleh ibu Bupati Sintang, Ny. Katty Evelina, S.Sos.  Setelah pengguntingan pita, segenap jemaat memasuki gedung gereja untuk melanjutkan ibadah.

Ibadah berlangsung dengan penuh hikmat.  Pujian-pujian dinaikkan kepada TUHAN yang telah memberi kasih karunia atas pembangunan gedung baru tersebut.  Lagu-lagu dari Nyanyian Kemenagan Iman dinaikkan ke hadiratNya dengan penuh rasa syukur dan sukcaita menghadirkan suasana penuh keagungan dalam sepanjang ibadah dilangsungkan.  

Khotbah disampaikan oleh Pdt. Sebinus Luther, M. Th, dengan nats Firman Tuhan dari Mazmur 26 : 8, dan dari Matius 9 : 35 dengan tema : "Fungsi Spiritual Rumah Tuhan".  Dalam uraian khotbah tersebut disampaikan 4 Fungsi Spiritual Rumah Tuhan / Gereja :
  1. Sebagai Tempat untuk Berdoa kepada ALLAH
  2. Sebagai tempat orang Mencari dan Menemukan TUHAN.
  3. Sebagai Tempat orang Berdosa Menemukan Pengampunan
  4. Fungsi Gereja menurut Pengajaran Tuhan Yesus:
  • Gereja sebagai tempat untuk mengajarkan Firman Tuhan kepada banyak orang
  • Gereja sebagai tempat untuk memeberitakan Injil
  • Gereja sebagai tempat untuk menyembukan dan memulihkan orang yang lemah.
Setelah rangkaian ibadah selesai, acara dilanjutkan dengan Laporan dan sambutan-sambutan.  Pertama-tama Laporan Panitia Penahbisan dan Peresmian Gedung GKII Imanuel Sintang, oleh ketua Panitia, Bp. Selimin, M.Si, dilanjutkan dengan Laporan Ketua Panitia Pembangunan, Bp. Kompol Mangirin Pasaribu.  Kemudian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan yang secara berurutan disampaikan gembala Sidang GKII Imanuel Sintang, Pdt. Kadarusno, M. Th, mewakili BPP GKII Pusat oleh Sekretaris Umum, Pdt. Sebinus Luther, M. Th., dan terakhir oleh bapak Bupati Sintang, Drs. Milton Crosby, M.Si.  Seluruh rangkaian Penahbisan, Peresmian dan Ibadah dapat berjalan dengan baik. Pada akhir dari semua acara yang berlangsung Panitia menghidangkan jamuan kasih bagi seluruh undangan serta jemaat yang hadir.
Pujian dan syukur hanya kepada Kristus sebagai Kepala Gereja, yang olehNya umat manusia mendapatkan pengampunan dosa dan beroleh keselamatan kekal di dalam sorga yang abadi.  Oleh kasih karuniaNya, kiranya gedung gereja dan umatNya dapat menjadi alat dalam tanganNya untuk terus memberitakan Injil Kerajaan Allah bagi dunia, secara khusus bagi kota Sintang.  IMANUEL.